Pergi ke kandungan

Bahasa Melayu Ambon

Daripada Wikipedia, ensiklopedia bebas.
Bahasa Melayu Ambon
Asli kepadaIndonesia
KawasanKepulauan Maluku
Penutur bahasa
(250,000 setakat 1987)e18
1.4 juta penutur tahap 2
Kreol Melayu
  • Indonesia Timur
    • Bahasa Melayu Ambon
Dialek/loghat
Abjad "Latin"
Abjad Jawi ("Arab-Melayu")[1]
Kod bahasa
ISO 639-3abs
Glottologambo1250
Map

Bahasa Melayu Ambon adalah bahasa Melayu campuran dituturkan penduduk-penduduk Pulau Ambon , Buano, Manipa, Kelang, dan Seram dalam Kepulauan Lease serta dipakai juga sebagai bahasa perdagangan di Kepulauan Kei, Kepulauan Banda, Kepulauan Watubela, Pulau Buru, hingga Kepulauan Aru; kesemua pepulau ini terangkum dalam Kepulauan Maluku Ia merupakan bahasa perantara masyarakat kepulauan Maluku yang berbilang bahasa Austronesia asli setempat dalam kalangan mereka atau "bahasa tanah".

Sebelum ketibaan para penjajah Eropah lagi, bahasa Melayu telah menjadi bahasa perdagangan di kepulauan Nusantara berabad-abad lamanya; ia dibiasakan di Kepulauan Maluku menggantikan bahasa Ambon (Asilulu) telah digunakan sebagai bahasa perdagangan di Pulau Ambon, pesisir selatan Pulau Seramdan Kepulauan Lease.

Bahasa Melayu Ambon berbeda dengan bahasa Melayu Maluku Utara (Melayu Ternate). Misalnya, dalam bahasa Melayu Ambon terdapat banyak pengaruh dari bahasa Melayu Makassar. Kemudian pada abad ke-16, ketika Portugis menjajah Kepulauan Maluku, banyak kosakata bahasa Portugis yang diserap ke dalam bahasa Melayu Ambon. Para penjajah Portugis yang berdagang menggunakan bahasa Melayu ini hasil kegiatan mereka di Melaka. Kemudian setelah kedatangan bangsa Belanda ke Kepulauan Maluku — khususnya di Pulau Ambon, banyak kosakata dalam bahasa Belanda yang diserap ke dalam bahasa Melayu Ambon. Pada masa penjajahan Belanda inilah, bahasa Melayu Ambon dipakai sebagai bahasa pengantar di sekolah-sekolah zending, gereja, dan juga dalam terjemahan Alkitab. seperti buku-buku Rut, Yunus, Lukas, Kisah Para Rasul (Yesus Pung Utusang-Utusang Pung Carita), Tesalonika I, Tesalonika II, Timotius I, Timotius II, Titus, dan Pilemon.[2]

Setelah bahasa baku Indonesia berasaskan dialek Kepulauan Riau dengan pengaruh Jawa mula diajarkan di sekolah-sekolah di Kepulauan Maluku; bahasa baku ini mula memengaruhi penggunaan bahasa Melayu Ambon, sehingga sejumlah kosakata diserap dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Melayu Ambon — kosakata tersebut mengalami akhirnya mengalami perubahan morfologi. Pada awalnya, para mubaligh Protestan Belanda menerjemahkan Injil ke dalam bahasa Melayu Ambon. Para penduduk yang boleh menghafal Injil tersebut kemudian dibaptis, serta terus dibimbing dalam bahasa ini.

Pada awalnya, bahasa Melayu Ambon hanya digunakan dalam bentuk bahasa pasar yang kemudian menjadi bahasa ibu bagi generasi selanjutnya. Dalam penggunaannya, bahasa Melayu Ambon menjadi bahasa ibu bagi masyarakat Kristen Ambon (Sarane) dan sebagian kecil Muslim Ambon (Salam). Hal ini karena sebagian besar masyarakat Muslim Ambon masih menggunakan bahasa ibu mereka sendiri yang disebut sebagai bahasa tanah — istilah kolektif untuk bahasa-bahasa asli di Kepulauan Maluku.

Tatabahasa

[sunting | sunting sumber]

Struktur ayat binaan Melayu Ambon juga sedikit berbeza dengan bahasa Melayu pada umumnya, namun lazim ditemukan pada varietas bahasa Melayu Indonesia Timur lainnya. Struktur bahasanya sangat mirip dengan bahasa-bahasa Indo-Eropah — hal ini karena pengaruh bahasa-bahasa tersebut cukup besar dalam bahasa Melayu Ambon.

Contoh kalimat

[sunting | sunting sumber]

Berikut ini contoh kalimat dalam bahasa Melayu Ambon.

  • beta pung buku 'buku saya'
  • Susi pung kaka 'kakak Susi'
  • Ahmad ada pi ka Tulehu 'Ahmad sedang pergi ke Tulehu'
  • ada orang dapa bunuh di kusu-kusu 'ada orang dibunuh di alang-alang'
  • katong jaga tinggal di sini sa 'kami tetap tinggal di sini saja'

Nasalisasi

[sunting | sunting sumber]

Pelafalan dalam bahasa Melayu Ambon mengalami nasalisasi, terutama pada akhiran [n]. Diperkirakan nasalisasi pada bahasa Melayu Ambon adalah akibat dari pengaruh Jepang saat masa penjajahan Jepang. Berikut ini beberapa contoh kosakata yang mengalami nasalisasi.

  • makang 'makan'
  • badiang 'berdiam'
  • ikang 'ikan'
  • lawang 'lawan'
  • bangong 'bangun'

Kata ganti

[sunting | sunting sumber]

Dalam bahasa Melayu Ambon, kata ganti untuk orang diantaranya sebagai berikut.

  • beta 'saya'
  • ose 'kamu' (dalam beberapa dialek diucapkan os atau se; berasal dari kata voce dalam bahasa Portugis. Kata ose ini dianggap sebagai kata yang kasar, sedangkan ale dianggap memiliki makna yang lebih halus)
  • dong 'dia'
  • katong 'kita'
  • dorang 'mereka'
  • kamong, kamorang 'kalian'

Ungkapan khas

[sunting | sunting sumber]

Terdapat beberapa ungkapan khas yang beberapa hanya dapat ditemukan dalam bahasa Melayu Ambon.

  • ao e!
  • mamae!
  • sio mama!
  • tuang ala!
  • tuang ana!
  • ai!
  • gaga batul!
  • manise!

Panggilan sosial

[sunting | sunting sumber]

Berikut ini beberapa panggilan sosial dalam bahasa Melayu Ambon.

  • babang, abang 'kakak laki-laki' (digunakan oleh masyarakat Muslim Ambon)
  • caca 'kakak perempuan' (digunakan oleh masyarakat Muslim Ambon)
  • usy 'kakak perempuan' (digunakan oleh masyarakat Kristen Ambon)
  • broer, bung, bu 'kakak laki-laki' (digunakan oleh masyarakat Kristen Ambon)
  • nona 'gadis'
  • nyong 'pemuda'
  • tanta 'bibi'
  • nene 'nenek'
  • tete 'kakek'
  • bapa raja 'kepala negeri', 'ketua adat'

Kosakata serapan dari bahasa Indo-Eropah (Belanda dan Portugis)

[sunting | sunting sumber]

Berikut ini contoh kosakata dalam bahasa Melayu Ambon yang diserap dari bahasa Indo-Eropah (Belanda dan Portugis) — beberapa kosakata diantaranya telah mengalami perubahan morfologi.

  • capeu 'topi' – chapéu (Portugis)
  • bandera 'bendera' – bandeira (Portugis)
  • rim 'ikat pinggang' – riem (Belanda)
  • fork 'garpu' – vork (Belanda)
  • lenso 'saputangan' – lenço (Portugis)
  • mestiza 'selendang' – mestiza (Portugis)
  • blus 'kemeja wanita' – blusa (Portugis)
  • baileo 'bangunan' – bailéu (Portugis)
  • ose, os 'kamu' – voce, os (Portugis)
  • om 'paman' – oom (Belanda)
  • pai 'ayah' – pai (Portugis)
  • mai 'ibu' – mai (Portugis)
  • fader 'ayah' – vader (Belanda)
  • muder 'ibu' – moeder (Belanda)
  • tanta 'bibi' – tante (Belanda)
  • mar 'tetapi' – maar (Belanda)
  • galojo 'rakus' – guloso (Portugis)
  • garser 'tumbuh' – crescer (Portugis)
  • of 'atau' – of (Belanda)
  • dol 'gila' – dol (Belanda)
  • sterk 'kuat' – sterk (Belanda)
  • trap 'anak tangga' – trap (Belanda)
  • swak 'lemah' – zwak (Belanda)
  • almanak 'kalender' – alamanaak (Belanda)
  • kadera 'kursi' – cadeira (Portugis)
  • kapitan 'kapten' – kapitein (Belanda), capitão (Portugis)
  • marinyo 'penyuluh' – meirinho (Portugis)
  • markisa – maracujá (Portugis)
  • patatas 'kentang' – batatas (Portugis)
  • danke 'terima kasih' – dank je (Belanda)
  • kasbi 'singkong' – cassave (Belanda), cassava (Portugis)
  • testa 'dahi' – testa (Portugis)
  • oto 'mobil' – auto (Belanda)
  • pardidu 'menghilang' – perdido (Portugis)
  • sono 'tidur' – sono (Portugis)
  • vor 'untuk' – voor (Belanda)
  • par 'untuk' – para (Portugal)
  • marsegu 'kelelawar' – morcego (Portugal)
  • kakarlak 'kecoa' – kakkerlak (Belanda)
  • strat 'jalan raya' – straat (Belanda)
  • standplaats 'halte' – standplaats (Belanda)
  • sinyo 'tuan' – senhor (Portugis)
  • klaar 'selesai' – klaar (Belanda)
  • onosel 'bodoh' – onnozel (Belanda)
  • flauw 'lemah' – flauw (Belanda)
  • fangen 'tangkap' – vangen (Belanda)
  • lopas 'lari' – loop (Belanda)
  • gargantang 'tenggorokan' – garganta (Portugis)
  • kintal 'pekarangan' – quintal (Portugis)
  • konyadu 'ipar' – cunhado (Portugis)

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Thalib, Usman (2012). Sejarah Masuknya Islam di Maluku. Ambon, Indonesia: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Ambon. m/s. 35.
  2. ^ "Lukas pung Kabar Bae soal Yesus". Gereja Protestan Maluku, 2011. ISBN 978-602-19540-0-3.

Daftar pustaka

[sunting | sunting sumber]
  • Don van Minde. Melayu Ambong: Phonology, Morphology, Syntax. Penerbit: Research School CNWS, Leiden University. The Netherland: 1997. 390 Halaman. ISBN 90-73782-94-5.
  • Seminar Bahasa dan Budaya Maluku 2006: Bahasa Melayu Ambon. Diselenggarakan oleh DIKOR Dinas Prov. Maluku, SIL Internasional, PBTM dan Universitas Pattimura. Agustus 2006.
  • R.Bolton; M. Riupassa; J. Tjia. Pedoman Membaca dan Menulis Bahasa Ambon (Edisi Percobaan) (booklet). Mei 2005. 24 halaman.
  • Louhenapessy, Wilham G. The Malay-Ambon Writings and Audio-recordings of Children in Central Maluku (Seram Utara, Telutih, Tuhaha etc.): Heritage Language Literacy Development in SE Asia. PBTM, Atma Jaya University, SIL International, KD, International Reading Association and IDAC, July 22-23 2008. in Jakarta, Indonesia.
  • Louhenapessy's broadcast at the YouTube: The Pilgrim's Progress, The reading from the portion of Tuhan Yesus Ajar Katong Dolo, Portion of the book of Genesis at http://www.youtube.com/watch?v=jcFsycWw-ro&feature=mfu_in_order&list=UL and Psalm 37 at http://www.youtube.com/watch?v=frJCQZT11XU&feature=related.

Pautan luar

[sunting | sunting sumber]