Tekhelet
Tekhelet (Ibrani: תְּכֵלֶת təḵēleṯ; ejaan lain termasuk tekheleth, t'chelet, techelet, dan techeiles) ialah pewarna bernilai tinggi yang digambarkan sebagai "lembayung biru",[1] “biru”,[2] atau "firus"[3] yang memegang makna besar dalam tamadun Mediterranean kuno.
Penerangan
[sunting | sunting sumber]Talmud menjelaskan yang sumber pewarna tekhelet datang daripada makhluk laut yang dikenal sebagai khillazon (Ibrani: חילזון, ḥillazon). Dalam Talmud, Traktat Kodashim Menachot 44a, khillazon diberi pemerian sebagai berikut:[4]
- Tubuhnya mirip dengan laut
- Bentuknya seperti ikan
- Muncul satu kali setiap 70 tahun
- Dari darahnya orang mendapatkan warna tekelet
- Oleh itu, mahal nilainya.
Ciri-ciri lain (berdasarkan rujukan catatan Talmud):
- Penangkap-penangkap khillazon berasal dari Haifa sampai tangga kota Tirus (Shabbat 26a)
- Corak warna pewarna khillazon identik dengan pewarna yang dihasilkan dari tumbuhan kela-ilan (Indigofera tinctoria, sumber pewarna indigo (nila), yang dipakai sebagai sumber tiruan palsu pewarna tekhelet (Baba Metzia 61b)
- Membuka katup cangkerang khillazon pada hari Shabbat melanggar peraturan Shabbat (Shabbat 75a)
- cangkerang khillazon tumbuh bersama-sama dengannya (Midrash Song of Songs Rabbah 4:11)
- Merupakan jenis binatang invertebrata (Talmud Yerusalem Sabbath 1:38a)
Penentuan sumber pewarna
[sunting | sunting sumber]Penelitian oleh Otto Elsner (Shenker College dari Fibers, Ramat Gan, Israel) dan Ehud Spaneir (Universiti Haifa, Haifa, Israel) menunjukkan bahawa dengan kaedah vat dyeing berdasarkan zat pewarna dari H. trunculus, mereka dapat memperoleh berbagai corak warna dari biru sampai ke ungu tergantung dari cara penjemuran di bawah sinar matahari ketika zat pewarna ini masih dalam keadaan leuco (terturun). Gejala ini disebabkan zat pewarna ini tersusun dari zat-zat indigo, monobromo-indigo dan dibromo-indigo. Dibromo-Indigo berwarna "ungu" sedangkan Indigo berwarna "biru". Ditunjukkan bahawa jika cairan penurunan zat pewarna H. trunculus dikenakan sinar matahari, sinar ultraungu dari matahari akan memecah ikatan bromin sedemikian sehingga terjadi pengoksidaan pada cecair lalu zat indigo tulen melekat pada kain bulu. Kain yang diwarnai diangkat, sedangkan atom bromin ditinggalkan dalam pot cairan.
Pengaruh sinar matahari terhadap corak warna yang dihasilkan oleh pewarna jenis ini telah diketahui sejak zaman dahulu, seperti yang ditulis oleh Vitruvius (abad pertama SM), “Ungu melebihi semua warna dalam hal nilai dan keunggulan efek yang mengagumkan. Diperoleh daripada kerang laut. ... Tidak mempunyai corak yang sama di semua tempat di mana ia ditemukan, tetapi dikualifikasi secara alamiah berdasarkan pengaruh matahari”.[5]
Pewarna sejenis
[sunting | sunting sumber]Alkitab Ibrani juga menyebut zat pewarna ungu tertentu, yang disebut "argaman" (Ibrani: אַרְגָּמָן ) yang dianggap merujuk kepada zat pewarna yang sama, yang disimpan di tempat gelap tidak kena sinar matahari, sehingga tidak berubah menjadi biru, melainkan tetap ungu kemerahan.
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ Everett Fox, The Five Books of Moses: A New Translation with Introductions, Commentary, and Notes. New York: Schocken Books, 1995.
- ^ "Techelet (Blue Thread)". Tzitzit and Tallis. Chabad Media Center. Dicapai pada 9 April 2013.
- ^ Chaim Miller, penyunting (2006). Chumash : the five books of Moses : with Rashi's commentary Targum Onkelos and Haftaros with a commentary anthologized from classic rabbinic texts and the works of the Lubavitcher Rebge (ed. Synagogue). New York, N.Y.: Kol Menachem. m/s. 967. ISBN 9781934152010.
- ^ The Hillazon Braita http://www.tekhelet.com/pdf/braita.pdf
- ^ Vitruvius, M. (1960). The Ten Books on Architecture. New York: Dover Publications. m/s. 1–331. ISBN 978-0486206455.