Pergi ke kandungan

Mensiang

Daripada Wikipedia, ensiklopedia bebas.

Mensiang
Mensiang, Actinoscirpus grossus
di rawa pegunungan Tanah Kampung, Sungai Penuh
Pengelasan saintifik
Alam:
Order:
Keluarga:
Genus:
Actinoscirpus

(Ohwi) R.W.Haines & Lie
Spesies:
A. grossus
Nama binomial
Actinoscirpus grossus
(L.f.) Goetgh. & D.A.Simpson[1]
Agihan mensiang (warna merah)
Sinonim

Sinonim selengkapnya, lihat The Plant List[4]

Mensiang adalah sejenis rumput anggota famili teki-tekian (Cyperaceae) yang sering dimanfaatkan sebagai bahan anyam-anyaman. Rumput ini tumbuh di paya rawa.

Nama sainsya Actinoscirpus grossus [5], nama daerahnya, di antaranya:[2]

  • mansiang, mĕnsiang, mĕsiang (Sumbar);
  • masiang (Bk.);
  • basiang (Bat.);
  • mansiro daun (Mink.);
  • rĕduk (Plg.);
  • bundung (Kalbar);
  • walingi (Sd.);
  • wlingi, wlingian, wlingén, lingi (Jw.);
  • balingé (Md.);
  • kaingas, kawasar, tinorong (bahasa-bahasa lokal di Sulut).

Pengenalan

[sunting | sunting sumber]
Malai bunga
Rumpun padat mensiang di rawa pantai selatan Lumajang

Rumput yang berumpun kuat, tegak, beranak banyak, dengan geragih panjang yang berhujung pada sebuah umbi kecil; batang menyegitiga tajam dengan sisi-sisi yang mencekung, berambut halus, 80-200 cm × 5-10 mm. Daun-daun dalam roset, seperti garis, 50–80 sm × 0.5–3 cm, sebelah bawah menyegitiga hingga melekuk dalam, sebelah atas melekuk dangkal dengan hujung datar dan sangat runcing, tepinya berambut tajam. Perbungaan terminal, tak beraturan, bentuk payung majemuk; sumbu perbungaan kasar, berambut sikat halus, 4–17 sm panjangnya; pangkalnya dengan beberapa daun pelindung yang tidak sama panjang, setidaknya 2 di antaranya lebih panjang dari perbungaan, 15–70 cm panjangnya; spikelet berjumlah banyak, tegak sendiri, duduk atau bertangkai, bulat telur sampai bulat telur memanjang, berhujung runcing, dengan banyak bunga berjejal-jejal, 4-10 × 3.5–4 mm. Buah bulir bulat telur terbalik, dengan hujung meruncing, halus, keperangan , menyegitiga, 1.25-1.75 mm × lk. 1 mm.[5]

Agihan dan ekologi

[sunting | sunting sumber]

Mensiang menyebar luas mulai dari India, Asia Tenggara, Cina Selatan, Kawasan Malesia, hingga Australia tropis. Di Indonesia didapati di semua wilayah, kecuali Nusa Tenggara dan Maluku.[5]

Rumput ini tumbuh subur di paya-paya atau tempat-tempat yang acap tergenang, tepi kolam, saluran air, dan daerah berawa; melimpah secara lokal, terutama di dataran rendah, hingga ketinggian 850 m dpl. Juga di sawah-sawah beririgasi, sawah lebak, dan sawah pasang-surut.[5]

Di persawahan, mensiang sering pula berkembang menjadi rumpai, meskipun berisiko kecil.[5] Inilah asal kata menyiang pada budidaya padi di swah, yaitu membuang gulma mensiang dan gulma-gulma lainnya. Namun di Malaysia, gangguannya bisa menjadi serius.[6]

Batangnya dipakai untuk membuat anyaman yang kuat lagi awet, tetapi murah harganya; misalnya tikar kasar dan karung. Batang ini mula-mula dibuang salah satu sudutnya, lalu dipipihkan dan diratakan dengan sepotong bambu, dan dijemur di terik matahari. Lembar-lembar ini lalu diembunkan agar menjadi putih, sebelum kemudian dianyam sesuai keperluan.[2]

Di Filipina, akarnya dipakai sebagai bahan pengerut (astringensia), antidiarea, anti muntah, tonikum hati, dan pencahar (laksatif).[7]

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ P. Goetghebeur & D.A. Simpson. 1991. "Critical notes on Actinoscirpus, Bolboschoenus, Isolepis, Phylloscirpus, and Amphiscirpus (Cyperaceae). Kew Bulletin 46(1): 171. [1 Mar 1991]
  2. ^ a b c Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia I: 352-3. Badan Litbang Kehutanan, Departemen Kehutanan. Jakarta.
  3. ^ Linnaeus filius. 1782. Supplementum Plantarum: Systematis Vegetabilium editionis Decimae Tertiae, Generum Plantarum editionis Sextae, et Specierum Plantarum editionis Secundae :104. Editum a Carolo a Linné. Brunsvigae [Braunschweig] :Impensis Orphanotrophei, 1781 [publ. Apr 1782]
  4. ^ The Plant List: Actinoscirpus grossus (L.f.) Goetgh. & D.A.Simpson
  5. ^ a b c d e Kostermans, A.J.G.H., S. Wirjahardja, and R. J. Dekker. 1987. "The weeds: description, ecology and control": 260-1, in M. Soerjani, A.J.G.H. Kostermans, and G. Tjitrosoepomo, (eds.). Weeds of Rice in Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka.
  6. ^ Plantwise: Greater club rush (Scirpus grossus)
  7. ^ Phillippine Medicinal Plants: Tikiu, Scirpus grossus Linn.f.

Pautan luar

[sunting | sunting sumber]