Tarian Lilin
 | |
| Nama asli | Tari Lilin |
|---|---|
| Asal usul |  Sumatera Barat, Indonesia |
Tarian lilin atau tari lilin adalah sebuah tarian tradisional yang berasal dari Sumatera Barat, Indonesia. Tari Lilin ini biasanya ditampilkan oleh sekelompok penari perempuan mahupun berpasangan yang membawa lilin dan dengan diiringi oleh muzik yang dibawakan oleh sekelompok musisi. Para penari ini akan membawa lilin yang menyala pada piring kecil yang dipegang pada kedua telapak tangan mereka. Penari ini akan menarikan tarian secara berkumpulan dengan memusingkan piring yang mempunyai lilin yang menyala secara berhati-hati agar piring tersebut sentiasa mendatar, dan lilin tidak terpadam[1].
Asal
[sunting | sunting sumber]Asal usul Tarian Lilin dipercayai berasal dari Sumatera[2]. Kononnya seorang gadis telah ditinggalkan oleh tunang yang pergi berdagang mencari harta. Semasa peninggalan tunangnya itu gadis telah kehilangan cincin pertunangan. Gadis tersebut mencari-cari cincin hingga larut malam dengan menggunakan lilin yang diletakkan pada piring. Gerakan badan yang meliuk, membongkok, mengadah (berdoa) melahirkan keindahan sehingga peristiwa ini telah melahirkan Tarian Lilin di kalangan gadis-gadis kampung itu.[3]
Tari Lilin dahulunya hanya ditampilkan pada acara-acara adat, yaitu sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas hasil dan pencapaian yang didapatkan masyarakat. Seiring dengan perkembangan zaman, saat sekarang ini fungsi tari lilin tersebut tidak hanya ditampilkan untuk acara adat saja, namun juga sebagai sebuah pertunjukan kesenian dan juga hiburan. Selain itu juga sering kali diselipkan sebagai penampilan selingan pada saat prosesi acara penyambutan tamu, yang ditampilkan setelah penampilan tari pasambahan.[4]
Jenis Pengelasan
[sunting | sunting sumber]Tarian lilin merupakan sejenis kesenian Istana dan ditarikan pada waktu malam bagi menimbulkan nyalaan lilin tersebut. Ini kerana tarian lilin memerlukan penarinya giat berlatih agar dapat mengawal pergerakan dengan lilin yang menyala tanpa kemalangan.
Persiapan
[sunting | sunting sumber]Barangan kelengkapan persembahan ini sesendiri iaitu piring kecil dan batang lilin yang nantinya akan dinyalakan.
Pakaian atau busana yang digunakan oleh pesembah tari lilin tersebut adalah busana khas asal Minangkabau, yakni hiasan tangkuluak, baju batabue, kain bawahan lambak, selendang/selempang (salempang) dan perhiasan berupa kalung dukuah, galang dan cincin.[1]
Kemudian selanjutkan perlengkapan dalam kegiatan tari lilin tersebut ialah adanya muzik pengiring khusus. Muzik yang dimainkan lazimnya beralat akordion biola, gong, gitar, kenong, gendang, bonang dan tok-tok malah sejauh saksofon yang eksperimental.[3]
Penarian
[sunting | sunting sumber]Tarian lilin mempunyai gerakan yang tidak sembarangan atau sangat selektif bertumpu perhatian penuh agar lilin dipegang penari tidak jatuh mahupun titisan cairnya tidak meleleh ke mana-mana, namun menunjukkan keanggunan penari tersinar kilauan cahaya lilin.[5] Seperti yang disebutkan, gerakan tarian yang dimainkan membawa lilin atas tangan dan secara berkelompok dengan gerakan gemalai cerminan suasana gadis-gadis desa sekawan mencari cincin tunangan yang hilang cerita asal persembahan ini.[6]
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ a b "Lilin, Seni Tari". encyclopedia.jakarta-tourism.go.id. Dicapai pada 17 Sep 2020.
- ^ "Sejarah Tarian Lilin dari Sumatera Barat". sahabatnesia.com.
- ^ a b Satu, Reporter (2020-06-09). "Tari Lilin, Perpaduan Cahaya dan Gerakan Indah Penari Latar". reportersatu.com. Dicapai pada 2020-09-17.[pautan mati kekal]
- ^ "Tari Lilin : Sejarah, Fungsi, Gerakan dan Musik Pengiring • Wonderful Minangkabau". Wonderful Minangkabau (dalam bahasa Inggeris). 2017-05-10. Dicapai pada 2020-09-17.
- ^ "Tari Lilin dari Indonesia Pukau Warga Belanda". Gatra. Solusi Sistem Nusantara. 23 Mei 2016. Dicapai pada 17 Sep 2020.
- ^ "Tari Lilin dari Sumatera Barat". Pariwisata Indonesia. 4 Mei 2020. Dicapai pada 4 Okt 2020.