Desa (Indonesia)
Sebahagian daripada siri |
Bahagian pentadbiran Indonesia |
---|
Sejarah pengembangan dan penggabungan |
Desa di Indonesia, menurut Peraturan Pemerintah Nombor 57 Tahun 2005 tentang Desa, ialah satu "kesatuan masyarakat undang-undang yang memiliki batas-batas wilayah yang berupaya untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia". Sebuah Desa di Indonesia diketuai oleh seorang Kepala Desa.
Desa bukanlah bawahan kecamatan kerana kecamatan merupakan sebahagian hierarki daerah kabupaten/kota, dan desa bukannya sebahagian hierarkinya. Berbeza dengan Kelurahan, Desa memiliki hak mengatur wilayah yang lebih luas. Namun dalam perkembangannya, sebuah desa dapat diubah statusnya menjadi kelurahan.
Kawasan desa boleh dibahagikan kepada dusun-dusun yang merupakan bahagian-bahagian wilayah kerja pemerintahan desa dan ditetapkan dengan peraturan desa.
Sejak pemberian autonomi daerah, istilah "desa" dapat disebut dengan berbagai-bagai nama yang lain, misalnya nagari di Sumatera Barat, dan kampung di Papua. Begitu juga dengan segala istilah dan institusi di desa yang dapat disebut dengan nama lain, sesuai dengan adat istiadat desa tersebut, dan ini merupakan salah satu pengakuan dan penghormatan Pemerintah terhadap asal usul dan adat istiadat tempatan.
Pemerintahan Desa
[sunting | sunting sumber]Desa memiliki pemerintahan sendiri, dengan pemerintahannya terdiri daripada Pemerintah Desa (yang meliputi Kepala Desa dan Perkhidmatan Awam Desa) dan Badan Musyawarah Desa (BPD)
Bidang kuasa desa adalah seperti yang berikut:
- Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul desa
- Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi bidang kuasa kabupaten/kota yang diserahkan pengaturannya kepada desa, iaitu urusan pemerintahan yang secara langsung dapat meningkatkan perkhidmatan kepada masyarakat.
- Membantu Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam tugas masing-masing
- Melaksanakan urusan-urusan pemerintahan yang lain yang diserahkan kepada desa.
Kepala Desa
[sunting | sunting sumber]Kepala Desa merupakan ketua pemerintahan desa berdasarkan dasar-dasar yang ditetapkan bersama Badan Musyawarah Desa (BPD). Tempoh jawatan Kepala Desa ialah 6 tahun, dan tempohnya dapat dilanjutkan untuk satu penggal tambahan. Kepala Desa juga mempunyai kuasa untuk menetapkan Peraturan Desa yang telah mendapat persetujuan bersama BPD.
Kepala Desa dipilih langsung melalui Pilihan Raya Kepala Desa (Pilkades) oleh para penduduk desa setempat. Syarat-syarat untuk menjadi calon Kepala Desa ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 dan adalah seperti yang berikut:
- Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
- Setia kepada Pancasila sebagai dasar negara, serta Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 (UUD 1945), Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Pemerintah
- Berpendidikan sekurang-kurangnya Sekolah Menengah Pertama (SLTP) atau setaraf
- Berumur sekurang-kurangnya 25 tahun
- Bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa
- Merupakan penduduk desa setempat
- Tidak pernah dihukum kerana melakukan jenayah yang mengakibatkan hukuman 5 tahun pemenjaraan atau lebih
- Tidak dibatalkan hak untuk bertanding
- Tidak pernah menjawat Kepala Desa selama 10 tahun atau 2 penggal
- Memenuhi syarat lain yang ditetapkan oleh Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
Perkhidmatan Awam Desa
[sunting | sunting sumber]Perkhidmatan Awam Desa bertugas untuk membantu Kepala Desa dalam pelaksanaan tugas dan bidang kuasanya. Salah satu jawatan Perkhidmatan Awam Desa ialah Setiausaha Desa yang diisi oleh Pegawai Perkhidmatan Awam Negeri. Setiausaha Desa dilantik oleh Setiausaha Daerah Kabupaten/Kota atas nama Bupati/Walikota, manakala pegawai-pegawai Perkhidmatan Awam Desa yang lain dilantik oleh Kepala Desa daripada penduduk-penduduk desa berdasarkan Keputusan Kepala Desa.
Badan Musyawarah Desa
[sunting | sunting sumber]Badan permusyawaratan desa (BPD) merupakan lembaga perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. Anggota BPD adalah wakil para penduduk desa yang berkenaan.
Anggota-anggota BPD terdiri daripada Ketua Rukun Warga, pemangku adat, golongan profesional, pemimpin agama dan tokoh-tokoh atau pemimpin-pemimpin masyarakat yang lain. Ketua dan anggota-anggota BPD tidak boleh merangkap jawatan sebagai Kepala Desa atau pegawai Perkhidmatan Awam Desa. Fungsi BPD adalah untuk menetapkan Peraturan Desa bersama Kepala Desa, serta menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat. Tempoh jawatan anggota BPD ialah 6 tahun dan penjawat boleh dilantik/diusulkan kembali untuk satu penggal tambahan.
Lembaga Kemasyarakatan
[sunting | sunting sumber]Lembaga Kemasyarakatan dibentuk oleh masyarakat, sesuai dengan keperluan, dan merupakan perkongsian dengan pihak pemerintah desa dalam usaha meningkatkan keupayaan masyarakat. Lembaga Kemasyarakatan ditetapkan melalui Peraturan Desa dan salah satu peranannya adalah sebagai penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat dalam bidang pembangunan. Hubungan kerja antara Lembaga Kemasyarakatan dengan Pemerintahan Desa bersifat perkongsian, perundingan, dan penyelarasan.
Kewangan desa
[sunting | sunting sumber]Penyelenggaraan urusan pemerintahan desa yang menjadi tanggungjawab desa dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa), bantuan pemerintah dan bantuan pemerintah daerah, manakala penyelenggaraan urusan pemerintah daerah yang diselenggarakan oleh pemerintah desa dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa) merangkumi pendapatan, perbelanjaan, dan pembiayaan desa. Rancangan APB Desa dibincangkan dalam mesyuarat perancangan pembangunan desa dan ditetapkan setiap tahun oleh Kepala Desa bersama BPD melalui Peraturan Desa.
Sumber pendapatan desa terdiri daripada:
- Pendapatan Asli Desa yang terdiri antara lain daripada cukai pendapatan desa, cukai harta desa (seperti cukai tanah, pasar, dan cukai taksiran), hasil berdikari dan penyertaan serta juga hasil gotong royong
- Cukai Daerah Kabupaten/Kota
- Dana Pengimbangan Kewangan Pusat dan Daerah
- bantuan kewangan daripada Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan
- hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak terikat.
Pembentukan desa
[sunting | sunting sumber]Desa dibentuk atas daya usaha masyarakat dengan memperhatikan asal-usul desa dan keadaan sosial budaya masyarakat setempat. Pembentukan desa boleh merupakan penggabungan beberapa desa atau bahagian desa yang bersandingan, atau pemekaran daripada satu desa menjadi dua desa atau lebih, atau pembentukan desa di luar desa yang telah ada.
Desa dapat diubah atau disesuaikan statusnya menjadi kelurahan berdasarkan inisiatif Pemerintah Desa bersama BPD dengan memperhatikan cadangan dan pendapat masyarakat setempat. Apabila sebuah Desa berubah menjadi Kelurahan, Lurah dan jawatan-jawatan Perkhidmatan Awamnya diisi oleh pegawai-pegawai Perkhidmatan Awam negeri. Selain itu, kekayaan Desa yang mengubah statusnya menjadi Kelurahan merupakan kekayaan daerah dan dikelolakan oleh Kelurahan yang berkenaan demi kepentingan masyarakat setempat.