Bidak
Raja | |
Menteri | |
Tir | |
Gajah | |
Kuda | |
Bidak |
Bidak (Jawi: بيدق ) atau pion (Jawi: ڤيون) adalah salah satu dari enam buah catur. Terdapat lapan buah bidak sebarisan warna yang diletakkan di hadapan seberapa enam jenis buah lain.
Bidak merupakan paing kecil nilainya kerana ia hanya bisa bergerak selangkah petak ke hadapan barisan lawan serta tidak menyerang buah catur lawan dalam arah ini. Dalam langkah pertama, bidak dapat maju 2 petak dan tidak ada yang menghambat jalan ini. Untuk memakan, bidak harus mengambil arah diagonal sekali. Di samping itu, bidak dapat menyerang menurut gerakan khusus en passant ("menyilang")
Bidak juga memiliki kemampuan "dinaikkan pangkat". Bila ia mencapai kotak terakhir di sisi lawan, bidak dapat memilih buah catur yang sudah lebih dulu dimakan lawan, kecuali raja.
Pada tahun 1700-an, pecatur Prancis Andre Philidor menyebut bidak sebagai 'jiwa permainan catur'; beliau menyadari bahawa meskipun buah memiliki kemampuan terbatas, bidak sering dapat menentukan sifat dan hasil permainan.
Peristilahan
[sunting | sunting sumber]Kata bidak menyerap Arab: بَيْدَق, rumi: baydaq .
Kata pion meminjam dari bahasa Belanda yang menyerap bahasa Perancis (kata lama: peon) turunan kata bahasa Latin pedo bermaksud "askar pejalan kaki".[1]
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ Dari "pion". EtymologieBank., memetik:
- van der Sijs, Nicoline (2010). "pion". Nederlandse woorden wereldwijd. Den Haag: SDU Uitgevers. ISBN 9789012582148.
- M. Philippa, F. Debrabandere, A. Quak, T. Schoonheim & N. van der Sijs, penyunting (2009). "pion". Etymologisch Woordenboek van het Nederlands. Amsterdam.CS1 maint: multiple names: editors list (link)