Bukhari al-Jauhari
Rencana ini mungkin perlu diwikikan untuk memenuhi mutu piawaian Wikipedia. |
Topik rencana ini mungkin tidak memenuhi garis panduan kelayakan am rencana Wikipedia. (Mac 2019) |
Bukhari al-Jauhari merupakan seorang saudagar permata yang datang dari Bukhara (kota di Uzbekistan). Beliau juga merupakan pengarang salah sebuah karya Melayu yang sangat berpengaruh, Tajul Salatin yang bermaksud Mahkota Raja-raja[1]. Pada asalnya buku ini dari kesusasteraan dan kebudayaan Parsi dan pernah diterjemahkan ke Bahasa Melayu pada tahun 1603 di Acheh, Indonesia. Buku ini dijadikan panduan oleh raja-raja Melayu seperti negeri Johor dan Kedah untuk memerintah kerajaan. Buku ini juga mempunyai banyak unsur agama Islam dari segi perhubungan, banyak isu-isu yang merupakan nasihat dan pengajaran ajaran Islam terutamanya kepada pemerintah kerajaan negeri. Terdapat juga beberapa ayat al-Quran dan hadis nabi.
Fasal
[sunting | sunting sumber]Buku ini mengandungi 24 fasal.
- Manusia perlu mengenal dirinya
- Manusia perlu mengenal Tuhan
- Manusia perlu mengenal dunia
- Manusia perlu mengetahui kesudahannya pada ketika maut
- Tanggungjawab dan sifat-sifat Sultan
- Menyatakan perbuatan adil
- Cerita-cerita dan sifat-sifat raja yang adil
- Cerita dan sifat-sufat raja kafir yang adil
- Menyatakan perbuatan zalim
- Tugas dan sifat-sifat menteri
- Tugas penyurat
- Tugas pesuruh
- Sifat, tugas dan tanggungjawab pegawai-pegawai kerajaan
- Cara-cara mendidik anak
- Hemat yang benar
- Sifat orang berbudi (berakal)
- Syarat kerajaan
- Ilmu qaifah dan firasat
- Ilmu qaifah dan firasat dengan segala hukum-hukumnya
- Hal rakyat dan raja
- Hal rakyat yang kafir dengan raja yang Islam
- Hal pemurah dan ihsan
- Hal setia dan menepati janji
- Penutup
Ringkasan fasal
[sunting | sunting sumber]- Seorang pegawai raja harus mengakui bahawa hak Allah berlaku untuk raja, dan mengetahui bahwa rajanya adalah hamba Allah.
- Seorang pegawai raja harus menyukai rajanya.
- Seorang pegawai raja haruslah memelihara pakaian dan nikmat yang indah raja-rajanya.
- Seorang pegawai raja haruslah jujur dan setiap perkataanya atas reda Allah dan reda rajanya.
- Seorang pegawai raja haruslah lebih takut kepada Allah daripada rajanya
- Seorang pegawai raja mestilah menyempurnakan pekerjaan rajanya tetapi pekerjaan akhirat didahulukan.
- Seorang pegawai raja mestilah mengingatkan rajanya ketika rajanya berbuat aniaya.
- Seorang pegawai raja mestilah menyegerakan suruhan rajanya.
- Seorang pegawai raja haruslah mematuhi akan rajanya dalam perintah yang baik dan menolak perintah yang buruk.
- Seorang pegawai raja harus sopan dan beradab ketika menghadap raja, dan lain-lain.
- ^ Dr. Suffian bin Mansor,Dr. Mardiana binti Nordin,Ahmad Salehee bin Abdul,Ishak bin Saidoo, Sejarah Tingkatan 2,Dewan Bahasa dan Pustaka,2017,ISBN 978-983-49-1647-3
- ^ Khalid Hussain, 1966. Taj Us-Salatin. Kuala Lumpur, Malaysia: Dewan Bahasa dan Pustaka
- ^ https://www.pnm.gov.my/index.php/pages/view/88